Posted by DKT INTERNATIONAL on Saturday, February 7, 2015
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT)
Marwan Jafar optimis meningkatnya industri kreatif juga meningkatkan
ekonomi perdesaan karena banyak komoditas industri kreatif yang
diproduksi oleh industri rumahan di desa-desa.
"Hasil kreatifitas
perajin desa ternyata makin diterima oleh konsumen domestik dan global,
ini adalah potensi besar yang tidak boleh disia-siakan," kata Menteri
Marwan di Jakarta, Sabtu 7 Februari 2015.
Produk industri kreatif
yang saat ini cukup disukai dan diterima pasar dalam dan luar negeri
itu antara lain batik, ukir, bordir, perhiasan emas perak, kaligrafi,
aksesoris, produk kulit tas sepatu jaket, dan makanan ringan. Produk itu
rata-rata dibuat oleh home industry yang ada di desa-desa di berbagai
pelosok tanah air.
Menurutnya, hampir di seluruh daerah terdapat
desa-desa yang memiliki kegiatan ekonomi kreatif yang sudah berlangsung
turun temurun dan menjadi ciri khas daerah tersebut.
Misalnya,
desa bordir di Tasikmalaya Jawa Barat, desa kain songket Pandai Sikek di
Bukittinggi Sumatera Barat, desa tenun di Wajo Sulawesi Selatan, desa
tenun ikat di desa Sade atau desa Sukarare NTB, desa ukiran kayu di
Jepara Jawa Tengah, desa tembikar di Kasongan Yogyakarta.
"Dukungan
bagi pengembangan industri kreatif perdesaan dapat disinergikan dengan
kegiatan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), juga dapat didanai dari dana
desa bantuan pusat dan daerah, tentunya setelah melalui kesepakatan
bersama yang ditetapkan dalam musyawarah desa" ujarnya.
Sumber : Viva.co.id